Pembuatan maket kawasan “Masjid Darul Jannah Mosque with Water Square” Kerjasama Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Esa Unggul dan University of Rotterdam
Esaunggul.ac.id,
Jakarta Barat, Dewasa ini permasalahan tata kota yang ada di Indonesia
semakin rumit dan kompleks, hal ini tidak terlepas dari kurangnya
kesadaraan para pemangku kebijakan dalam pemanfaatan tata ruang yang
memiliki konsep dan perencanaan yang baik. Untuk mengatasi kompleksnya
permasalahan tata wilayah dan kota di Indonesia, Esa Unggul menyediakan
jurusan Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota) sebagai upaya
menciptakan para ahli yang dapat berkontribusi memecahkan permasalahan
mengenai wilayah dan kota.
Laili Fuji Widyawati, ST., MT, Kepala
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Univeritas Esa Unggul, menerangkan
Esa Unggul sebagai Perguruan Tinggi bertanggung jawab untuk menghasilkan
para lulusan yang bertindak sebagai seorang perencana, konseptor dan
pengelolaan tata ruang kota dan wilayah di seluruh daerah di Indonesia.
Dia pun mengibaratkan para alumni lulusan Planologi Esa Unggul dapat
menjadi Dokter yang menyembuhkan rumitnya permasalahan Tata ruang dan
wilayah di Indonesia.
“Saya mengajak anak-anak mahasiswa dan
para alumni untuk menjadi seorang dokter kota, bayangkan lulusan di sini
bisa disebar berkontribusi di berbagai daerah maka mereka dapat
memajukan daerahnya masing-masing. Karena jurusan Planologi Esa Unggul
ini kan mahasiswanya tersebar dari seluruh Indonesia, bukan tidak
mungkin lulusan disini mampu melalukan penataan kota di daerahnya
masing-masing,” kata Laili di ruangan Fakultas Teknik, Universitas Esa
Unggul, Selasa (11/07/2017).
Apalagi menurutnya dalam amanat
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang disebutkan,
setiap kabupaten wilayah kota harus menyusun dokumen rencana tata ruang.
Untuk itu dia mendorong bagi para lulusan planologi Esa Unggul dapat
memanfaatkan urgensi dari Undang-undangan tersebut dan masuk secara
struktural sebagai pemangku kebijakan atau konseptor dalam penataan
ruang wilayah dan kota.
“Di Indonesia sendiri terdapat
sekurang-kurangnya 500 Kabupaten Kota, bisa dibayangkan pengaplikasian
UU No.26 2007 dalam penataan kota itu apakah sudah berjalan sebagaimana
mestinya. Seperti penyusuan dokumen rencana tata ruang dan melakukan
pengendalian pemanfaatan ruang, hal ini hanya bisa dilakukan oleh para
sarjana lulusan Planologi,” terangnya.
Laili yang juga Tenaga ahli pengembangan
kawasan industri kementerian Perindustrian pun menerangkan sejauh ini
para alumni lulusan planologi Esa Unggul umumnya berkarir di dinas-dinas
pemerintah yakni Pemerintah daerah di Dinas PU dan Dinas lainnya.
Selain itu juga mereka terjun di menjadi konsultan tenaga ahli
perencanan dan ada yang menjadi developer.
Dia pun menerangkan tentang
infrastruktur pendukung yang selama ini menjadi bagian praktikum dari
Prodi Planologi, sejumlah studio yang terdiri dari dua studio Lab dan
foto, studio wilayah dan studio komputer. Materi perkuliahan yang
diajarkan dalam Planologi Esa Unggul ini sendiri terbagi menjadi dua
peminatan yakni Perancangan Kota (Urban Design) dan Manajemen Perkotaan
(Urban Management).
“Selain Perancangan kota di Esa Unggul
Jurusan Planologi pun juga memahami Manajemen Perkotaan yakni melalui
beberapa aplikasi teknologi seperti GIS, CAD, 3D, Dynamic System dan
lain-lain. Serta memahami kode etik profesi dan tanggung jawab profesi
perencana,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa
Planologi Esa Unggul Jan Arthur mengaku bangga dapat berkuliah di
Jurusan Planologi Esa Unggul. Kebanggaan itu timbul dikarenakan
Pengajaran dari Planologi Esa Unggu sangat berbeda dengan kampus-kampus
lainnya, hal ini dapat dilihat dari sistem praktek di lapangan yang
mulai dilakukan pada semeter 3, sehingga dirinya bukan hanya sebatas
belajar teori namun diselingi dengan praktikum perencanaan kota.
“Kami sih sebagai mahasiswa Planologi
sangat senang dengan pola pengajaran di jurusan ini, soalnya setahu saya
dikampus lain, pembekalan materinya hanya sebatas teori saja, sedangkan
disini saat semester tiga saya dan teman-teman sudah diajarkan
praktikum perencanaan kota.” katanya.
Mahasiswa yang berasal dari Jayapura ini
pun berharap kedepannya setelah lulus dirinya dapat turut andil serta
dalam pembangunan di daerahnya, khususnya dalam bidang penataan kota.
“Setelah lulus saya ingin memperbaiki penataan kota dan wilayah di
daerah saya, karena kebanyakan tata kota dan wilayah di daerah saya itu
masih agak kompleks. saya juga ingin menyelesaikan konflik yang
diakibatkan oleh tata ruang di berbagai daerah di Indonesia,” tutupnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar